Getah karet |
Memasuki tahun baru 2017 kini harga getah karet telah menunjukkan harga yang yang semakin membaik, bahkan kini harga nya telah tembus menjadi Rp 10.300 per kilogram untuk hasil sadapan mingguan. Hal ini di ungkapkan juga oleh Arsyad petani karet asal Banyuasin III yang dikutip oleh Tribun sumsel.
" Ini pertanda baik, kita berharap harga getah stabil tidak turun lagi. Yang kita inginkan getah seperti ini gak usah tinggi-tinggi yang penting harga tetap,"
Menurutnya, dengan membaiknya getah pada awal 2017 ini petani jadi semangat. Sempat terpuruk dan anjlok hingga akhir tahun 2016 kini getah membuat petani sumringah.
" Lihat sendiri mas, sekarang pasar kalangan jadi ramai lagi. Tidak seperti dulu sepi karena harga getah ini menganggu perekonomian warga karena di Banyuasin ini mayoritas menggantungkan hidup dari kebun karet," ungkapnya.
Toke karet (tengkulak) asal Desa Regan Agung, Nurleman, membenarkan saat ini harga getah terus menanjak, di Regan agung kata ia, harga getah karet hasil sadapan seminggu diharga Rp 10.300 perkilogram.
" Sedangkan getah sadapan 2 hari, biasa kita beli Rp 6000 perkilogram. Kalau getah di desa kita ini lumayan bagus karena petani sudah mengerti getah berkualitas," katanya.
Ia membeli getah karet hasil sadapan petani, getah mingguan memiliki kadar air 15 persen diharga lebih mahal. Sedangkan getah dua hari sekali lebih murah karena kadar air masih tinggi sekitar 40 persen.
" Getah ini nanti akan kita jual kembali ke Pabrik di Palembang. Getah Banyuasin dikenal cukup bagus oleh Pabril di Palembang," ungkapnya
Di tempat yang berbeda Bank Indonesia juga telah memprediksi harga karet bakal membaik pada tahun 2017 mendatang. Meski angka nominal kenaikan diramal tidak signifikan, namun jika benar ada perubahan harga setidaknya dapat kembali menggairahkan perekonomian masyarakat, terutama yang bergantung dengan hasil perkebunan karet.
Prediksi mulai membaik harga komoditas karet unggulan ini dikemukakan oleh Meily Ika Permata, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dalam Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) periode Agustus 2016, Selasa pagi 4 Oktober, di ruang Kajang Lako, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Telanaipura.
Dikatakan Meily dari analisa harga komoditas unggulan Provinsi Jambi (karet-red) memang Kontraksi di tahun 2016 tetapi diprediksi mulai membaik di tahun depan seiring tren kenaikan minyak dunia. “Kalau kita melihat kenaikkannya bukan harga ditingkat petani ya tapi lebih ke harga internasional, ” ujarnya.
Prediksi kenaikan harga komoditas karet tahun depan merujuk dari analisis kebutuhan karet dua dijelaskan Meily, Bank Indonesia memperkirakan terjadi antara angka 11 hingga 14 persen dari harga saat ini. “Walau prediksi naiknya sedikit antara Rp 1.000-2.000 perkilogramnya tapi lumayan lo bisa mengairahkan para petani lokal kita, ” tutup Meily.
Itulah beberapa informasi yang dapat kami sampaikan kepada para petani karet diseluruh Indonesia. Semoga harga karet dapat terus menunjukkan harga yang stabil. Sehingga para petani bisa lebih sejahtera lagi untuk kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar