17 Januari 2017

Sejarah Benih Hibrida Jenis Serta Manfaatnya

Jagung Hibrida
Dalam dunia pertanian kita telah sering mendengar istilah atau nama dari benih hibrida, tetapi apakah kita sudah sepenuhnya memahami apa si yang dimaksud dari benih hibrida. Terus bagaimana sejarah benih hibrida ini tercipta, serta apa saja jenis jenis benih hibrida. Mari kita bahas satu persatu.

Dalam pertanian, varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung (generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu spesies yang berbeda latar belakang genetiknya (disebut populasi pemuliaan atau populasi tangkaran). Syarat populasi pemuliaan untuk dapat dipakai sebagai tetua dalam varietas hibrida adalah homogen dalam penampilan (fenotipe) namun tidak perlu homozigot. Persilangan untuk penciptaan varietas hibrida dapat terjadi pada pemuliaan tanaman maupun pemuliaan hewan.
Varietas hibrida dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari tetua-tetua yang dipakai. Keturunan persilangan langsung antara dua tetua yang berbeda latar belakang genetiknya dapat menunjukkan penampilan fisik yang lebih kuat dan lebih memiliki potensi hasil yang melebihi kedua tetuanya. Gejala ini dikenal sebagai heterosis dan merupakan dasar bagi produksi berbagai kultivar hibrida, seperti jagung, padi, kelapa sawit, kakao, dan berbagai jenis tanaman sayuran seperti tomat, mentimun, dan cabai. Heterosis membuat kultivar hibrida memiliki daya tumbuh (vigor) yang lebih tinggi, relatif lebih tahan penyakit, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Heterosis akan muncul kuat apabila kedua tetuanya relatif homozigot dan memiliki latar belakang genetik yang relatif jauh (tidak banyak memiliki kesamaan alel). Khusus dalam pembuatan kelapa hibrida, gejala heterosis tidak dimanfaatkan, tetapi dua sifat baik dari kedua tetua yang tergabung pada keturunannya dimanfaatkan.
Benih varietas hibrida merupakan benih yang dihasilkan secara hati-hati dalam lingkungan yang terkendali. Berbeda dengan benih biasa yang dihasilkan secara penyerbukan terbuka oleh angin maupun serangga sehingga sumber serbuk sarinya bisa datang dari mana saja, termasuk dari luar kawasan pertanian. Jika benih hibrida yang ditumbuhkan petani bersifat fertil dan mampu menghasilkan benih, benih yang dihasilkan tersebut tidak dikategorikan sebagai benih hibrida karena mungkin sudah mengalami apa yang disebut dengan pencemaran genetika karena penyerbukan tidak dilakukan pada lingkungan yang terkendali.[1]
Pemanfaatan varietas hibrida dinilai penting demi memberi makan seluruh manusia di bumi yang jumlahnya terus berkembang.[2] Menurut pakar Siswono Yudo Husodo, Indonesia menghabiskan lebih banyak uang hingga US$ 10 miliar per tahun untuk mengimpor bahan pangan ketika sebenarnya mampu melakukan riset untuk mengembangkan varietas yang memiliki produktivitas tinggi.
SEJARAH BENIH HIBRIDA
Persilangan telah dimulai sejak manusia mulai mengenal pertanian dan melakukan seleksi terhadap tumbuhan dan hewan yang dipelihara untuk memberikan hasil. Selama masa pengembang biakan selama ribuan tahun tersebut sambil melakukan introduksi varietas dari tempat lain, persilangan dapat terjadi secara tidak sengaja dan menghasilkan varietas yang baru. Seperti yang terjadi pada sapi Madura, yang merupakan hibrida dari banteng dan Zebu, beberapa mengatakan hibrida banteng dengan sapi Ongole. Varietas ini muncul kurang lebih 1500 tahun yang lalu.[4][5][6]
Penelitian mengenai benih hibrida secara ilmiah dimulai pada tahun 1906 oleh pakar genetika George Harrison Shull dengan tanaman yang disilangkan adalah jagung. Ketika itu, Shull mulai menetapkan konsep persilangan secara umum untuk semua spesies.[7] Pada tahun 1926, Henry A. Wallace (yang lalu menjadi wakil presiden Amerika Serikat) mendirikan perusahaan Hi-Bred Corn (sekarang Hi-Bred Seed Company, subsidiari Dupont) yang khusus mengembangkan dan mengkomersialkan benih jagung hibrida.[8] Kini hampir 95% jagung yang ditanam di Amerika Serikat merupakang jagung hibrida.[7]
Padi hibrida dimulai pertama kali di China pada tahun 1974 dan dilepas ke petani pada tahun 1976. Sedangkan penelitian tanaman padi hibrida di Indonesia dimulai pada tahun 1983.[9]

JENIS JENIS BENIH HIBRIDA
Dilihat dari silsilahnya, varietas hibrida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
·         Silang tunggal atau single cross
Hibrida silang tunggal adalah hibrida dari persilangan antara dua galur murni yang tidak berhubungan satu sama lain.
·         Silang tiga-jalur atau three-way cross
Hibrida silang tiga adalah hibrida dari persilangan antara silang tunggal dengan satu galur murni.
·         Silang ganda atau double cross
Hibrida silang ganda adalah progeni hibrida dari persilangan antara dua silang tunggal. Silang ganda melibatkan empat galur murni yang tidak berhubungan satu sama lain.
·         Silang puncak atau top cross
Top cross adalah progeni hibrida yang dihasilkan melalui penyerbukan suatu galur murni dengan suatu populasi yang menghasilkan pollen yang tercampur secara genetik.

MANFAAT DARI BENIH HIBRIDA

Penggunaan benih hibrida dipercaya mampu memberikan hasil lebih tinggi, hingga dua kali lipat, dibandingkan benih varietas biasa.[10] Tanaman hibrida cenderung lebih mampu beradaptasi menghadapi tekanan lingkungan dan memberikan hasil yang lebih seragam dibandingkan tanaman non-hibrida.

Nah setelah kita membaca sejarah, jenis serta manfaat benih hibrida, bisa kita ambil kesimpulan ternyata benih hibrida ini bisa sangat membantu kita dalam dunia pertanian. Sehingga bisa memberikan manfaat dan hasil panen yang lebih memadai daripada benih biasa yang bukan hibrida.
Sekian dari kami semoga artikel ini bisa membantu wawasan anda dalam dunia pertanian. salam

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Varietas_hibrida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar