Jagung Hibrida |
Dalam dunia pertanian kita telah sering mendengar istilah
atau nama dari benih hibrida, tetapi apakah kita sudah sepenuhnya memahami apa
si yang dimaksud dari benih hibrida. Terus bagaimana sejarah benih hibrida ini
tercipta, serta apa saja jenis jenis benih hibrida. Mari kita bahas satu
persatu.
Dalam pertanian, varietas hibrida adalah kultivar yang merupakan keturunan langsung (generasi F1) dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu
spesies yang berbeda latar belakang genetiknya (disebut populasi pemuliaan atau
populasi tangkaran). Syarat populasi pemuliaan untuk dapat dipakai sebagai
tetua dalam varietas hibrida adalah homogen dalam penampilan (fenotipe) namun
tidak perlu homozigot.
Persilangan untuk penciptaan varietas hibrida dapat terjadi pada pemuliaan
tanaman maupun pemuliaan
hewan.
Varietas hibrida dibuat untuk mengambil manfaat dari
munculnya kombinasi yang baik dari tetua-tetua yang dipakai.
Keturunan persilangan langsung antara dua tetua yang berbeda latar belakang
genetiknya dapat menunjukkan penampilan fisik yang lebih kuat dan lebih
memiliki potensi hasil yang melebihi kedua tetuanya. Gejala ini dikenal sebagai heterosis dan merupakan dasar bagi produksi
berbagai kultivar hibrida, seperti jagung, padi, kelapa sawit, kakao, dan berbagai jenis
tanaman sayuran seperti tomat, mentimun,
dan cabai. Heterosis membuat
kultivar hibrida memiliki daya tumbuh (vigor) yang lebih tinggi, relatif lebih
tahan penyakit, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Heterosis akan muncul kuat
apabila kedua tetuanya relatif homozigot dan memiliki latar belakang genetik
yang relatif jauh (tidak banyak memiliki kesamaan alel). Khusus dalam
pembuatan kelapa hibrida, gejala heterosis tidak
dimanfaatkan, tetapi dua sifat baik dari kedua tetua yang tergabung pada
keturunannya dimanfaatkan.
Benih
varietas hibrida merupakan benih yang dihasilkan secara hati-hati dalam
lingkungan yang terkendali. Berbeda dengan benih biasa yang dihasilkan secara penyerbukan terbuka oleh angin maupun serangga sehingga sumber serbuk sarinya bisa
datang dari mana saja, termasuk dari luar kawasan pertanian. Jika benih hibrida
yang ditumbuhkan petani bersifat fertil dan mampu menghasilkan benih, benih
yang dihasilkan tersebut tidak dikategorikan sebagai benih hibrida karena
mungkin sudah mengalami apa yang disebut dengan pencemaran genetika karena penyerbukan tidak dilakukan
pada lingkungan yang terkendali.[1]
Pemanfaatan
varietas hibrida dinilai penting demi memberi makan seluruh manusia di bumi
yang jumlahnya terus berkembang.[2] Menurut pakar Siswono Yudo Husodo, Indonesia menghabiskan
lebih banyak uang hingga US$ 10 miliar per tahun untuk mengimpor bahan pangan
ketika sebenarnya mampu melakukan riset untuk mengembangkan varietas yang
memiliki produktivitas tinggi.
SEJARAH BENIH HIBRIDA
Persilangan
telah dimulai sejak manusia mulai mengenal pertanian dan
melakukan seleksi terhadap tumbuhan dan hewan yang dipelihara untuk memberikan
hasil. Selama masa pengembang biakan selama ribuan tahun tersebut sambil
melakukan introduksi varietas dari tempat lain, persilangan dapat terjadi
secara tidak sengaja dan menghasilkan varietas yang baru. Seperti yang terjadi
pada sapi Madura, yang merupakan hibrida dari banteng dan Zebu, beberapa mengatakan
hibrida banteng dengan sapi Ongole. Varietas ini
muncul kurang lebih 1500 tahun yang lalu.[4][5][6]
Penelitian
mengenai benih hibrida secara ilmiah dimulai pada tahun 1906 oleh pakar
genetika George Harrison Shull dengan tanaman
yang disilangkan adalah jagung. Ketika itu, Shull mulai menetapkan konsep persilangan
secara umum untuk semua spesies.[7] Pada
tahun 1926, Henry A. Wallace (yang lalu menjadi wakil
presiden Amerika Serikat) mendirikan perusahaan Hi-Bred Corn (sekarang Hi-Bred
Seed Company, subsidiari Dupont) yang khusus mengembangkan dan mengkomersialkan benih jagung
hibrida.[8] Kini
hampir 95% jagung yang ditanam di Amerika Serikat merupakang jagung hibrida.[7]
Padi hibrida dimulai
pertama kali di China pada tahun 1974 dan dilepas ke petani pada tahun 1976.
Sedangkan penelitian tanaman padi hibrida di Indonesia dimulai pada tahun 1983.[9]
JENIS
JENIS BENIH HIBRIDA
Dilihat
dari silsilahnya, varietas hibrida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
·
Silang tunggal atau single cross
Hibrida
silang tunggal adalah hibrida dari persilangan antara dua galur murni yang
tidak berhubungan satu sama lain.
·
Silang
tiga-jalur atau three-way cross
Hibrida
silang tiga adalah hibrida dari persilangan antara silang tunggal dengan satu
galur murni.
·
Silang ganda atau double cross
Hibrida
silang ganda adalah progeni hibrida dari persilangan antara dua silang tunggal.
Silang ganda melibatkan empat galur murni yang tidak berhubungan satu sama
lain.
·
Silang puncak atau top cross
Top
cross adalah progeni hibrida yang dihasilkan melalui penyerbukan suatu galur
murni dengan suatu populasi yang menghasilkan pollen yang tercampur secara
genetik.
MANFAAT
DARI BENIH HIBRIDA
Penggunaan benih hibrida dipercaya mampu
memberikan hasil lebih tinggi, hingga dua kali lipat, dibandingkan benih
varietas biasa.[10] Tanaman hibrida cenderung lebih mampu
beradaptasi menghadapi tekanan lingkungan dan memberikan hasil yang lebih
seragam dibandingkan tanaman non-hibrida.
Nah setelah kita membaca sejarah, jenis
serta manfaat benih hibrida, bisa kita ambil kesimpulan ternyata benih hibrida
ini bisa sangat membantu kita dalam dunia pertanian. Sehingga bisa memberikan
manfaat dan hasil panen yang lebih memadai daripada benih biasa yang bukan
hibrida.
Sekian
dari kami semoga artikel ini bisa membantu wawasan anda dalam dunia pertanian.
salam
Sumber
:
https://id.wikipedia.org/wiki/Varietas_hibrida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar